BAB 9
MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA
Indonesia menggunakan system perekonomian kerakyatan,
jadi semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak
diatur dan dikendalikan oleh pemerintah. Semua hal yang berhubungan dengan kebijakan
dan kelangsungan hidup masyarakat Indonesia diatur oleh kebijakan –
kebijakan dan peraturan pemerintah
Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan
diawali padatahun 1997 dimana pada masa itulah terjadi krisis. Saat itu
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat
rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang
belum kondusif juga mempengaruhi iklim investasi di Indonesia, yang menambah
kesulitan dinegeri ini.
Beberapa permasalahan ekonomi
Indonesia yang masih muncul saat ini dijadikan fokus program ekonomi 2008-2009
yang tertuang dalam Inpres Nomor 5 tahun 2008 yang memuat berbagai kebijakan
ekonomi yang menjadi target Pemerintah yang dapat dikelompokkan ke dalam 8
bidang yaitu:
1. Investasi
2. ekonomi makro
dan keuangan
3. ketahanan energi
4. sumber daya
alam, lingkungan dan pertanian
5. pemberdayaan
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
6. pelaksanaan
komitmen masyarakat ekonomi ASEAN
7. Infrastruktur
8. ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian
Dari sekian banyak masalah
perekonomian yang dapat mewujudkan target pemerintah diatas dapat dikelompokan
menjadi masalah yang paling pokok karena dampaknya yang meluas yaitu tentang
permasalahan Ketenagakerjaan yang melingkupi tingginya jumlah Pengangguran dan
tingginya tingkat Inflasi yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang
mendasari semua permasalahan – permasalahan social di Indonesia.
1. PENGANGGURAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk
orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang
ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.
A. CIRI – CIRI
PENGANGGURAN DI INDONESIA
o
Jumlah penduduk yang
tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan
o
Perkembangan inovasi
teknologi, informasi, menyebabkan kurangnya penyerapan SDM
o
Persaingan di era
globalisasi membutuhkan SDM yang berkualitas baik IQ maupun EQ
o
Malasnya calon
pekerja masuk lapangan kerja, karena memilih pekerjaan yang cocok sesuai minat dan
besarnya gaji
o
Gengsi yang tinggi
terhadap pekerjaan yang ditawarkan
o
Takut
menghadapi resiko kerja atau usaha takut gagal
B. JENIS DAN MACAM PENGANGGURAN
Berdasarkan Jam Kerja
pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
1.
Pengangguran
Terselubung (Disguised
Unemployment)
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu.
2.
Setengah Menganggur (Under Unemployment)
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja
yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal.
Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran
dikelompokkan menjadi 7 macam:
1.
Pengangguran
friksional (frictional
unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi
geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
2.
Pengangguran
konjungtural (cycle
unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
3.
Pengangguran
struktural (structural
unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,
seperti:
o Akibat permintaan berkurang
o Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
o Akibat kebijakan pemerintah
4.
Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena
adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam,
pedagang durian yang menanti musim durian.
5.
Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang
menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga
kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
6.
Pengangguran
teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin-mesin.
7.
Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.
Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate
demand).
2. INFLASI
Dalam ilmu
ekonomi, inflasi
adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas
di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga
akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata
uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan,
dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi
juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang
paling sering digunakan adalah CPI dan GDP
Deflator.
Secara umum, Inflasi dapat digolongkan
menjadi empat golongan:
1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4. Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
Penyebab inflasi di Indonesia ada dua macam:
1.
Inflasi yang diimpor
dan defisit dalam Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN).
2.
Kenaikan harga-harga
yang diimpor, penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh
pertambahan produksi dan penawaran barang, serta terjadinya kekacauan politik
dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang bertanggung jawab
A.
Mengukur Inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat
persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
o
Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index
(CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang
dibeli oleh konsumen.
o
Indeks harga
produsen adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan
produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan
tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya
produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
o
Deflator
PDB menunjukkan
besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang
jadi, dan jasa.
B.
DAMPAK INFLASI TERHADAP KEGIATAN EKONOMI
Dampak Positif
1.
Peredaran
/ perputaran barang lebih cepat
2.
Kesempatan
kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi dan orang bergairah untuk
bekerja
3.
Pendapatan nasional bertambah,
tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil
4.
Produksi
barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah
5.
Bagi orang yang
meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam
Dampak Negatif
1.
Menimbulkan tindakan spekulasi
2.
Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun dan berkurang
3.
Kesadaran menabung masyarakat berkurang
4.
Harga barang-barang dan jasa menjadi naik
5.
Banyak proyek pembangunan menjadi macet dan terlantar
6.
Kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian
karena nilai uang pengembalian menjadi lebih rendah dibandingkan saat
peminjaman
Penyebab Umum Lainnya dari Inflasi:
1.
Kenaikan biaya
produksi
2.
Pemberi pinjaman
internasional dan hutang nasional
3.
Perang
4.
Nilai tukar
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), faktor yang menyebabkan
timbulnya inflasi:
A.
Demand Pull Inflation
Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan
potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk menyeimbangkan
penawaran dan permintaan agregat.
Contoh:
o
bertambahnya
pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru
o
bertambahnya
pengeluaran investasi swasta karena kemudahan kredit bank
B.
Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode pengangguran
tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang efektif.
Sedangkan faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak hanya
dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan
Cost Push Inflation tetapi juga
dipengaruhi oleh :
o
Inflasi yang berasal
dari dalam negeri (domestic inflation), inflasi ini timbul karena defisit
anggaran belanja negara dan gagalnya pasar yang berakibat harga kebutuhan pokok
menjadi mahal.
o
Inflasi yang berasal
dari luar negeri (imported inflation), terjadi karena kenaikan harga barang di
negara lain, biaya produksi barang luar negeri tinggi, kenaikan impor tarif
barang
Kurva Phillips menggambarkan adanya hubungan negatif antara laju inflasi
dengan pengangguran: Laju inflasi tinggi, pengangguran rendah (dan output
tinggi). Akan tetapi kebalikannya juga justru dapat terjadi yakni kenaikan
harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju inflasi akan menurunkan output
(produksi nasional) dan dengan sendirinya meningkatkan pengangguran. Hubungan
inflasi, output dan pengangguran (tiga hal yang sangat sentral dalam kebijakan
makroekonomi) sangat ditentukan oleh aggregat penawaran dan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa-jasa.
Apabila aggregat permintaan meningkat, permintaan terhadap tenaga kerja
akan meningkat (dengan sendirinya pengangguran berkurang) dan produksi nasional
juga meningkat (dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi meningkat). Akan tetapi,
sebaliknya kenaikan aggregat permintaan tersebut akan menaikkan harga-harga
(meningkatkan laju inflasi). Ini yang dinamakan hubungan negatif inflasi dan
pengangguran.
Beberapa Hal Yang Berhubungan
Dengan Inflasi:
1.
DEFLASI, daya beli uang yang mengalami peningkatan, karena jumlah uang yang
beredar relatif lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Tujuan
dari devaluasi adalah untuk meningkatkan ekspor barang, neraca pembayaran
menjadi surplus.
2.
DEFRESIASI, penurunan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing yang terjadi di
pasar uang.
3.
APRESIASI, kenaikan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang asing yang
terjadi di pasar uang.
4.
INFLASI TERBUKA, keadaan dimana harga-harga bergerak tak terkendali, serta terdapat
kelebihan permintaan terhadap barang.
5.
SANERING, pemotongan nilai mata uang yang dilakukan oleh pemerintah.
6.
REVALUASI, kebijakan pemerintah untuk menaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap
valuta asing.
7.
DEVALUASI, kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri
terhadap valuta asing dengan sengaja. Deflasi dapat di atasi dengan cara
pemerintah menambah pembelanjaan, masyarakat menambah pengeluaran.
REFERENSI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar