Selasa, 20 Oktober 2015

Etika Profesi Akuntansi



Tulisan 1

 Nama   :           Dini Iriani                    (22212195)
                        Kasanti Oktaviani       (24212039)

Etika dan Tata Krama Jawa

            Sekilas belajar berbahasa jawa menurut kaum muda sekarang mungkin di anggap ribed karena memang memiliki aturan penggunaan yang tentunya terdapat cara main di dalamnya, apa lagi sekarang dengan adanya arus globalisasi yang menuntut adanya modernisasi etika dan tata krama jawa di pandang tidak menarik lagi karena ada anggapan bahwa etika dan tata krama jawa tidak lagi sesuai dengan masa kekinian, tetapi kalau kita bisa lebih pandai untuk mempelajari dan mengkritisi bahasa lain/asing sebetulnya juga sama ribednya karena setiap bahasa mempunyai tata cara sendiri-sendiri, justru karena bahasa jawa adalah bahasa kita sendiri seharusnya bila kita mau mempelajari seharusnya bisa lebih mudah dimengerti dan ketika kita mengunakan pasti lebih bisa menjiwai, adat sopan santun jawa menuntut pengunaan gaya bahasa yang tepat yang didasarkan pada tipe hubungan tertentu oleh karena itu kita harus melihat dahulu kedudukan orang yang akan kita ajak untuk berbicara dalam hubungan dengan kedudukan dengan diri sendiri, tergantung dengan siapa kita berbicara, ketika kita berbicara dengan teman sebaya pasti berbeda ketika berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita, hal ini berhubungan erat dengan etika dan tata krama jawa.

             Adap anshor adalah sikap rendah hati, rendah hati mengandung makna tidak mau menonjolkan diri tetapi disini rendah diri tidak berarti minder atau tidak percaya diri karena tidak memiliki kemampuan atau kompetensi, berarti agar kita tidak minder sedini mungkin kita harus belajar untuk memiliki kemampuan atau kompetensi,  adhap ansor sejajar maknanya dengan nglembah manah, apabila kita memiliki sifat adhap ansor dalam pergaulan kita tidak terjerumus oleh pujian dan terperosot karena gila hormat, kalau di cela oleh pihak lain tidak mudah tersingung justru untuk sarana mawas diri atau intropeksi diri sehingga kita mampu melakukan perbaikan, kritik atau celaan orang  anggap saja sebagai sarana yang membangun dan merupakan jurus yang ampuh untuk perbaikan yang akan datang,

Lantip ing sasmita artinya adalah peka/trampil dalam menghormati orang lain dengan selalu mengunakan tutur bahasa yang menunjukan sikap sopan dan santun, bila kita ingin mengkeritik orang lain bila cara penyampain kita salah atupun tutur bahsa kita kurang sopan maka tidak akan diterima dengan baik malahan bisa menimbulkan konflik yang baru lagi, oleh karena itu didalam seagala hal kita perlu melaksanakanya dengan cara yang halus dan hati-hati supaya dapat diterima dengan lapang dada.

Tata krama berkaitan erat dengan cara mengerjakan sesuatu hingga di anggap pantas dengan tidak menyingung perasaan orang lain, Tata krama sendiri berasal dari Bahasa Sangsekerta yang bermakna berjalan sehingga dapat di artikan dengan nalar hal-hal yang mengenai perjalanan roda kehidupan perlu berpedoman dengan tata krama sehingga bila kita bisa menerapkan itu semua dalam kehidupan sehari-hari, hidup kita akan terasa lebih harmonisdi  setiap sendi kehidupan melingkupi bidang sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan, semua itu akan berlaku secara alamiah, anggun dan tertib asalkan masing-masing berpegang teguh pada tata krama.

Kita pernah mendengar istilah yang berbunyi “ajining  dhiri saka lathi” ( haraga diri seseorang itu salah satunya tergantung dari bibir dan ucapan) dalam pergaulan sehari-hari istilah ini menjadi sangat penting, nilai dan harga diri seseorang terletak pada ucapanya, bila kata-kata yang keluar dari mulut seseorang baik dan sopan maka akan membuat orang lain simpati dan ia secara tidak langsung akan dikatakan orang baik begitu juga sebaliknya, kesopanan mengawetkan persahabatan. perlu kita untuk sedikit belajar bahwa penghargaan terhadap seseorang  banyak bersumber dari tutur kata dan bahasanya, bisa berbicara dengan bahasa dan tutur kata yang baik sangat penting di persahabatan,  lingkungan atupun masyarakat.


Referensi:
http://dutamanusia.blogspot.co.id/2012/08/etika-dan-tata-krama-jawa.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar